Setelah kompetisi yang berlangsung selama tiga pekan antara 24 tim partisipan, akhirnya juara untuk FACEIT Major London 2018 berhasil didapatkan oleh Danish Powerhouse , Tim Astralis dengan mengalahkan Natus Vincere pada pertandingan final.
Setelah lebih dari satu setengah tahun sejak trofi major terakhir mereka di ELEAGUE Major , kini Astralis kembali mengangkat trofi juara di turnamen major. Namun tidak seperti di Atlanta , kali ini, Astralis tidak terlalu mendapatkan perlawanan berarti dari Na"Vi di Grand Final.
Tiga map disiapkan dalam pertandingan final ini adalah Nuke , pilihan Astralis , kemudian Overpass dari Na"Vi , dan Inferno , map paling populer di Major FACEIT sebagai decider map grand final kedua tim.
Map 1: Nuke
1v3 @electronicCSGO ? A lifeline for Na’Vi! @natusvincere 4 - 9 @astralisgg #FACEITMajor
— FACEIT (@FACEIT) September 23, 2018
#FACEITMajor ? https://t.co/RueSYniwFV pic.twitter.com/y6AZv7LAQI
Di map pertama, Na"Vi berhasil unggul pada pistol round berkat Egor “flamie” Vasilyev yang bawa mereka unggul skor 3-0. Namun setelah Astralis menstabilkan kondisi keuangan, mereka langsung menyerbu sembilan round berturut-turut secara agresif.
Keberhasilan beberapa serangan dari Denis “electronic” Sharipov , serta keunggulan di second pistol round cukup membantu, namun hal tersebut tidak mampu menghentikan serangan Astralis yang mengakhiri map pertama dengan skor jauh 16-6.
Bahkan Oleksandr “s1mple” Kostyliev yang merupakan pemain bintang di Na"Vi berada di posisi bottom-fragge , sedangkan electronic adalah satu-satunya pemain yang sanggup menyaingi Astralis dalam jumlah kill.
Map 2: Overpass
4 USPs & 1 AWP. Somehow the Danes convert the round! @natusvincere 5 - 6 @astralisgg #FACEITMajor
— FACEIT (@FACEIT) September 23, 2018
#FACEITMajor ? https://t.co/RueSYniwFV pic.twitter.com/wSqroqOo9P
Astralis menang pada pistol round di Overpass , namun Na"Vi dengan cepat menunjukkan kebolehannya di T side. Aksi kejar poin terjadi antar kedua tim hingga first half, tapi berakhir dengan keunggulan Astralis 9-6. Tim Danish yang bermain offense, kembali menang di second pistol round sekaligus menghancurkan harapan Na"Vi untuk menyeimbangkan kedudukan. Astralis mendominasi pertandingan sebagai T side di Overpass dan mengakhiri grand final tersebut dengan selisih skor yang cukup jauh, yakni 16-9.
Trofi juara Major ini menjadi yang kedua bagi pemain lama Astralis , yakni Peter “dupreeh” Rasmussen , Nicolai “dev1ce” Reedtz , Lukas “gla1ve” Rossander dan Andreas “Xyp9x” Hojsleth . Sedangkan bagi Emil “Magisk” Reif, ini merupakan trofi major pertamanya.
Secara keseluruhan, ini adalah tahun yang sangat baik bagi Astralis , sehingga layak menjadikan mereka tim CS:GO terbaik di tahun 2018 ini. Tidak hanya mengukir kemenangan kelima mereka di tahun ini, namun juga berkat lineup mereka. Tim asal Denmark tersebut berhasil membuat sejarah dengan mencetak skor 16-0 di Valve Major , serta kemenangan pada grand final yang sangat one-sided dalam semua turnamen Major sejak 2013.
Bagaimana menurutmu sobat eSports, setuju?