Larutnya malam tak mengurangi antusias para pendukung dari BOOM.ID dan PG.BarracX yang bertemu di WESG Indonesia Finals (18/10). Taman Anggrek tetap riuh meski beberapa lampu dimatikan. Sorakan fans dua tim DOTA 2 terbaik tanah air ini membahana di setiap momen permainan berkelas yang tercipta!
Di tengah sengitnya pertempuran, menyeruak sosok familiar yang menghiasi pendukung BOOM.ID. Awal hanya menerka dari kejauhan, ternyata dia adalah Chan "WinteR" Litt Binn . Dengan track record gemerlap sebagai pemain sejak era TI2 dan TI3, kemudian melatih tim sekelas Mineski, sampai kini rutin mengisi peran analis bersama kolega setianya, David "GoDz" Parker .
Kehadirannya menjadi bagian revolusi BOOM.ID yang haus dengan lebih banyak gelar juara terutama di level regional serta internasional. Pertandingan melawan PG.BarracX merupakan kesempatan emas pertama untuk membuktikan kehandalannya sebagai analis, pelatih, sekaligus pemain berpengalaman dalam menularkan kematangannya pada skuad kebanggaan tanah air ini.
Meninjau pertandingan finalnya, pada gamer pertama cukup mengejutkan saat PG.BarracX racik komposisi hero yang kental nuansa kombo-wombo . Sebut saja Enigma, Magnus, dan Silencer yang akan mematikan dalam team war. Belum lagi kehadiran Meepo dan Lifestealer sediakan potensi pick off cukup besar selagi kuat secara laning. BOOM.ID, dengan ramuan Winter, memutuskan bermain turtling alias 4 melindungi 1. Dreamocell dan Alchemistnya dijadikan ujung tombak utama untuk membalikkan keadaan.
Jalan pertandingan sepertinya akan suram bagi BOOM.ID, secara PG.BarracX punya keunggulan war dan keberadaan Silencer memastikan BOOM.ID takkan mampu melakukan perlawanan balik. Namun respon tepat ditunjukkan BOOM.ID dengan bertahan sehati-hati mungkin, sembari memancing skill dari PG.BarracX keluar sia-sia selagi memberikan ruang bagi Dreamocell melakukan farming.
Meski satu lane barrack berhasil di amankan oleh Ramz dan kawan-kawan, namun BOOM.ID tak terlihat kalah. Mereka mampu pukul mundur dengan permainan apik dari Jhocam yang sangat kreatif. Momen paling menentukan bisa jadi ketika Dreamocell berhasil mengelabui Black Hole dari Enigma/Huppey, memanfaatkan Manta Style kemudian melakukan Blink Dagger keluar. Huppey yang tak menduga harus malu melakukan Black Hole pada ilusi.
Kelemahan PG.BarracX akhirnya terungkap! Tanpa amunisi kombonya, mereka lari berantakan dan cuatkan kesempatan BOOM.ID untuk menerjang. Bahkan PG.BarracX terlihat makin amburadul dengan kombonya. Hanya menangkap hero-hero support yang sejatinya bukan target yang diinginkan, BOOM.ID akhirnya bisa menyudahi perlawanan PG.BarracX dengan penampilan yang solid dan tenang meski tertinggal cukup jauh.
Kebalikan dari game sebelumnya, pada game kedua ini, PG.BarracX tak mampu ramu lagi line up yang sama, malah mereka terpaksa untuk fokus counter draft dari BOOM.ID, imbas pick Broodmother untuk Dreamocell. Menghadapi Azur4/Storm Spirit di midlane, Brood jauh lebih diunggulkan di lane apalagi teknik micro dari Mocel sangat handal untuk tak membiarkan spiderlings mati mudah.
BOOM.ID kuasai tiga lane di game kedua, sementara PG.BarracX tak mampu temukan jawaban atas tekanan yang diberikan dari Broodmother. Terlebih hero core mereka tertinggal cukup jauh secara farm dan level karena creep hutan juga dibabat habis oleh pasukan BOOM.ID.