Jelmaan tim Alliance di Indonesia Minor mendatang, The Final Tribe kental dengan aura leluhur jawara TI3. Sebagai perwakilan dari Eropa, para punggawa dari tim bentukan Adrian Kreyziu/Era pernah berpanji organisasi pelopor Rat-Dota. Bahkan semua pemain berasal dari Swedia, yang merupakan salah satu syarat utama untuk menjadi pemain di Alliance. Dengan harapan baru, sekaligus keluar dari bayang-bayang lama, The Final Tribe siap guncang Jakarta!
Sejarah dan Gameplay
Terbentuk pada November 2017, kelima pemain The Final Tribe berawal dari HoN (Heroes of Newerth) . Transisi mereka ke kompetitif DOTA 2 berjalan fluktuatif walau sang pilar utama, Era, sempat manggung di beberapa gelaran International.
Seperti yang telah disebutkan, tim ini memiliki banyak kesamaan dengan skuad legendaris Alliance. Selain kelima-limanya pernah bermain sebagai Alliance di pertengahan2017, anak-anak The Final Tribe berkecimpung di HoN, sebelum ke DOTA 2. Mereka juga berasal dari Swedia serta mengusung nama tim yang berkorelasi roman Lord of The Rings atau Warcraft, layaknya tim pecahan Alliance lainnya, yakni Horde.
Alasan kenapa Alliance pernah akusisi eks Fnatic / Ninjas in Pyjamas / Steak Gaming dan No Diggity ini adalah kemiripan gaya permainan. Alliance, salah satu tim berumur panjang yang punya signature hero tersendiri, mungkin tak serta merta jadi meta patch saat ini, yang selalu relevan sebagai hero andalan mereka. Sebut saja Tiny, IO, Chaos Knight, Batrider, Chen , dan Ogre Magi.
Begitupun dengan The Final Tribe yang memiliki kecenderungan sama sehingga tak gundah bagi mereka adaptasi pemilihan hero dari Alliance walau sulit terapkan jurus Rat-Dota sama sempurnanya dengan Alliance.