Langkah Bigetron Alpha resmi berhenti di playoff MPL Season 5 (11/4). Hasil regular season yang spektakuler tak mampu mereka teruskan di tahap selanjutnya. Meski harus puas di peringkat empat besar, BTR patut berbangga karena mereka telah membuktikan diri sebagai salah satu tim dan pemain Mobile Legends terbaik di ajang ini.
Mudah bagi netizen menyalahkan performa BTR yang kian menurun sejak minggu terakhir regular season. Jadwal tak ideal back to back bertemu lawan tangguh, diselipi motivasi rivalitas dengan pesaing lain membuat mereka kehilangan fokus pasca hasil negatif yang terus di petik.
Tapi, sebenarnya apa penyebab kekalahan Bigetron Alpha? Setidaknya ada tiga alasan utama, yakni:
1. Draft Terlalu Monoton
Ya, BTR memang mempopulerkan meta hyper carry. Mereka tak terhentikan selama berminggu-minggu regular season sampai bertemu RRQ Hoshi. Lepas dari situ, mereka tancap gas lagi. Tapi satu kekalahan saja sudah cukup bagi tim lain menemukan cara untuk menjatuhkan BTR.
Alhasil, pada pertemuan kedua melawan EVOS Legends, giliran mereka yang tumbang. Pun demikian di laga playoff siang tadi (11/4). Meta hyper carry dengan mudah terbaca oleh Rekt dan kawan-kawan. Salah satu penangkalnya adalah assassin lincah dan berbahaya seperti Ling dan Natalia.
Assassin bukan lawan yang menyenangkan untuk hero support. Terlebih, di meta hyper carry ada banyak support yang dipilih dalam satu komposisi draft. Sebagai contoh, di match pertama melawan EVOS, BTR punya Faramis, Diggie, dan Akai. Mereka semua bertugas untuk melindungi satu core utama yakni Branz dengan Claudenya.
EVOS dengan pintar memakai dua assassin yang punya tugas berbeda. Natalia, berperan memberi ancaman kepada musuh dengan rotasi tak terlihatnya. Duo support BTR jadi ragu untuk berpindah lane karena khawatir diciduk diam-diam. Begitupun hyper carry mereka yang tak nyaman untuk farming karena takut EVOS bakal menggeruduk hutan tiba-tiba. Sedangkan Ling, punya peran untuk farm, menghabisi sumber daya gold di jungle sendiri dan musuh lalu datang membantu secepat kilat untuk war.
Luminaire membenarkan hal ini. Kepada Esports.ID saat sesi media, ia setuju kalau strategi Bigetron sudah terbaca. Bahkan, menurut sang support, BTR cuma meniru gaya tim lain saja dan tak punya keunikan sendiri.